Advertisements

Sunday 1 March 2015

belajar dari rumus einstei


Rata-rata kita pasti tahu dengan ilmuwan yang sangat revolusioner dan jenius ini. Ia adalah tokoh fisikawan abad kita. Tapi, benarkah ia juga bisa juga di sejajarkan dengan filsuf seperti Immanuel Kant atau Rene Descartes yang terkenal dengan Cogito ergo sum ( “saya berpikir, maka saya ada “) ?. Saya tidak akan membandingkan “keagungan” dari tokoh ketiga pemikir tersebut yang sudah sangat jelas pengaruhnya terhadap kehidupan manusia hingga kini. Baik, kita akan melihat dan memahami sedikit dari hal yang sebenarnya tidak bisa dikatakan sederhana lagi dari Relativisme Einstein. Teori ini menunjukkan bahwa pengamat merupakan bagian dari proses. Ia menyatakan bahwa teori-teori merupakan “penciptaan bebas dari budi manusia”.

Bila anda berdiri tenang di suatu pantai, gelombang bergerak melewati anda.

Bila anda dalam sebuah perahu dan bergerak searah dengan gelombang, anda akan melihat tidak ada gerakan di dalam gelombang, hanyalah sebuah garis lurus.

Keduanya adalah persepsi, dan keduanya adalah benar. Einstein menunjukkan bahwa realitas adalah seperti itu. Kita mungkin mengira kita diam di titik tertentu, tetapi de facto, kita bergerak. Secara sederhana juga di contohkan seperti ini. Ketika anda menaiki pesawat, dan sampai ketujuan pukul 6, itu menunjukkan bahwa jarum jam kearah angka 6 dan 12. Saya tidak akan meng”ilmiah”kan contoh saya lagi, karena yang akan kita ingin pahami, bagaimana Relativisme ini bisa di terapkan dalam memahami hidup di lihat dari titik kebijaksanaan dalam kecepatan kita mendaur ulang masalah, agar menjadi daya ungkit perubahan dan perbuatan yang melegakan hati, tidak di kekang, di ikat, di hantam lagi dengan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan.

Dahulu, ketika masih sekolah dasar, saya pernah di hukum seorang guru berdiri di belakang bersama-sama beberapa kawan karena lupa mengerjakan tugas pekerjaan rumah alias PR. Saya merasa sangat malu, wajah saya serasa berubah menjadi kaku, menjadi sulit untuk berucap, apalagi menatap. Dan merasa juga, si guru terlalu berlebihan memberikan hukuman, karena sebenarnya PR perkalian itu bisa saya kerjakan dengan cepat, apalagi di kelas itu sayalah yang paling jitu untuk berhitung dalam perkalian. Tapi, tetap saya di hukum.  Ada juga kisah kenakalan saya ketika sekolah menengah pertama dulu, mencuri durian di siang bolong. Bersama 2 sahabat akrab saya, kami memanjat durian yang berbuah besar dan memilih buahnya yang sudah pantas untuk di peram. Di bawah pohon durian, saya bertugas untuk mengumpulkan durian yang di jatuhkan sekaligus memperhatikan dengan seksama, manatahu yang empunya durian muncul dadakan. Dan, karena kekurang jelian saya memperhatikan orang yang empunya batang durian, kami bertiga tertangkap basah. Seperti pendekar yang selalu membawa senjata sakti, kami di ancam akan di potong tangannya. Dan, secara terang saya katakan, kami bertiga ketakutan dan malu. Masih ada contoh-contoh masalah sejenis yang pastinya  ketika masalah itu terjadi, kita merasa tidak ada jalan keluar. Kita tertumbuk dinding kemarahan sehingga menipu diri kita untuk menemukan titik terang penyelesaian.

Ini mungkin bukanlah perkara masalah yang besar, cuman yang mau saya sampaikan adalah, ketika kejadian ini terjadi, perasaan saya ketika itu sangat kacau. Bisa juga saya katakan, saya sangat malu dan merasa itulah adalah masalah besar. Saya merasa dunia saya hancur. Saya juga merasa sangat kehilangan keriangan hati beberapa hari setelahnya. Tapi, ketika saya ingat hingga saya menulis kejadian masa kecil itu di masa ini, sangat sulit saya untuk tidak tersenyum mengenangnya. Lha, apa hubungannya dengan rumus relativitas Einstein ? Coba, anda bayangkan ( saya menggunakan salah tehnik imajinasi Einstein menunggang cahaya ) ketika permasalahan itu terjadi, dimasa itu, bukankah itu hal yang berat? Hal yang menjatuhkan kita ? hal yang memang sepantasnya memang memalukan? Tapi, toh, itu akhirnya yang membuat saya berkesan dan memaknainya dengan cara yang berbeda saat ini. Malahan, kejadia

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © inspirasi global All Right Reserved
Designed by Harman Singh Hira @ Open w3.
Tulisan
Tulisan